Jumat, 24 Desember 2010

pengobatan diabetes

DIABETES.
Apakah diabetes itu?
Diabetes adalah meningkatnya kadar gula darah diatas normal untuk waktu yang lama dan lama kelamaan menimbulkan kerusakan pada pembuluh nadi (arteri) dan saraf sehingga menimbulkan keluhan.

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.


Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.

Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri.

Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.
Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.

Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.

Berapa kadar gula darah yang disebut tinggi? Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.

Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak.
Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.

Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi.
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Secara sederhana, terdapat 2 jenis diabetes yaitu:
1.Diabetes Millitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)
2.Diabetes Millitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)

Kita akan membicarakan Diabetes tipe 2 (DM tipe 2) karena merupakan yang terbanyak (90% dari seluruh kasus diabetes)

Apa yang akan terjadi bila anda menderita DM tipe 2?
Untuk berfungsi dengan baik, tubuh kita membutuhkan energi. Energi ini, dalam bentuk gula, disalurkan ke otot, otak dan semua organ tubuh kita oleh aliran darah.

Energi ini bisa digunakan segera atau disimpan di liver (hati) dalam bentuk gula rantai panjang atau glikogen. Untuk bisa digunakan, energi harus memasuki sel tubuh kita.
Insulin-lah, suatu hormon yang dihasilkan sel beta di pankreas, yang melakukannya. Pada DM tipe 2, gula kesulitan memasuki sel tubuh karena jumlah insulinnya kurang dan fungsinya tidak berjalan dengan baik. Gula kemudian menumpuk dalam aliran darah, inilah yang disebut hiperglikemia.
Keadaan inilah yang membuat penyakit ini berjalan karena tubuh kita kekurangan energi dan kelebihan gula di dalam darah dalam jangka panjang akan merusak arteri dan saraf kita.

Bagaimana anda dapat mengenali diabetes?
ANDA MUNGKIN PENDERITA DIABETES TANPA MENYADARINYA!! Mengapa? Bila anda merasa hingga saat ini merasa sehat dan tidak melakukan pemeriksaan, DM tidak ada tanda yang dapat memperingatkan anda. Biasanya anda mengetahui kalau DM ketika diminta oleh dokter untuk periksa laboratorium saat anda ternyata :

• hipertensi
• obesitas
• ada riwayat keluarga DM

Kadang2, justru anda nanti memeriksakan diri ke dokter ketika telah terjadi komplikasi, misalnya terjadi luka yang tak kunjung sembuh. Dokter meminta anda untuk periksa laboratorium dan ketahuanlah diabetesnya. Pada keadaan seperti ini, DM anda nanti disadari setelah diawali dengan tanda2 dari komplikasinya.
Kebanyakan DM justru nanti diketahui pada stadium ini, setelah bertahun-tahun berkembang diam2.Kadang2, anda memeriksakan diri ke dokter karena merasakan tanda2 awal dari DM seperti lekas lelah, kesemutan atau nyeri di kaki, sering kencing dan cepat haus.

Tanda2 hiperglikemia seperti ini kelihatannya biasa saja dan tidak berbahaya sehingga anda mengabaikannya. Padahal bila tanda2 seperti ini sudah timbul, penyakit ini justru sudah berlangsung diam2 selama beberapa tahun. Arteri dan ginjal anda mungkin sudah terkena efeknya.

Apakah ada kedaruratan pada DM?

* Koma hiperosmolar Untungnya sangat jarang terjadi, disebabkan karena kadar gula darah yang sangat tinggi. Tanda yang khas yaitu kencing yang sangat...sangat sering dan amat...amat haus kemudian terjadi penurunan kesadaran hingga akhirnya koma bila tidak diobati.

* Hipoglikemia, Kadar gula darah yang terlalu rendah. Kebanyakan karena efek dari obat atau insulin yang sementara digunakan. Anda bisa mencurigainya bila merasa tidak nyaman, pucat, keringat dingin, sangat lemah, atau gangguan lain seperti pandangan, bicara atau keseimbangan.

Anda harus secepatnya memakan (minum) gula. Bila anda tidak melakukannya bisa terjadi koma hipoglikemia. Beritahukan keluarga dan teman supaya mereka dapat menolong anda sebelum hal ini terjadi.

Membaca Gejala Diabetes
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemih.
Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).

Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.
Pada penderita diabetes tipe 1, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar gula di dalam darah tinggi tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain.

Sumber untuk energi dapat berasal dari lemak tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah.

Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius.

Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis.

Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

Bagaimana anda mengetahui kalau anda DM?
Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejalanya yaitu 3P (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi tidak normal). Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan.

Perlu perhatian khusus bagi penderita yang berusia di atas 65 tahun. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa dan jangan setelah makan karena usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.

Periksakanlah kadar gula darah anda secara rutin.
* Kadar gula darah puasa Umumnya berkisar antara : 70 – 110 mg/dl.
* Kadar gula darah 2 jam post prandial (pp) atau sesudah makan. Umumnya tidak boleh melebihi 140 mg/dl.

Apakah keuntungan melakukan pemeriksaan gula darah 2jpp?
• Anda akan cepat mendeteksi suatu keadaan yang disebut ”pre diabetes” dimana terjadi peningkatan gula darah pada saat beberapa jam sesudah makan tapi menjadi normal kembali setelah diukur saat puasa. Dokter bisa melakukan langkah antisipatif untuk mencegah anda terjun ke DM. Para dokter menyebut keadaan ini dalam 2 stadium, pertama Gangguan Toleransi Gula (GTG) dan kedua hiperglikemia post prandial.

• Langkah antisipatif tersebut juga akan menghindarkan anda dari resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.Berikut ini adalah beberapa penelitian yang menyokong anjuran untuk pentingnya periksa gula darah 2jpp : Whitehall Study Helsinki Policemen StudyParis Prospective SurveyTecumseh Study Honolulu Heart Program.

Sebelum berkembang menjadi diabetes tipe 2, biasanya selalu menderita pra-diabetes, yang memiliki gejala tingkat gula darah lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosa diabetes. Setidaknya 20% dari populasi usia 40 hingga 74 tahun menderita pra-diabetes.

Penelitian menunjukkan beberapa kerusakan dalam jangka panjang, terutama pada jantung dan sistem peredaran darah selama pra-diabetes ini. Dengan pre-diabetes, anda akan memiliki resiko satu setengah kali lebih besar terkena penyakit jantung. Saat Anda menderita diabetes, maka risiko naik menjadi 2 hingga 4 kali.





Akan tetapi, pada beberapa orang yang memiliki pra-diabetes, kemungkinan untuk menjadi diabetes dapat ditunda atau dicegah dengan perubahan gaya hidup. Diabetes dan pra-diabetes dapat muncul pada orang-orang dengan umur dan ras yang beragam, tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko lebih tinggi.
 
Apakah ada pemeriksaan lain?
Memeriksa ”glycosylated hemoglobin” disingkat sebagai HbA1c.
Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah yang mengangkut oksigen. Glycosylated Hemoglobin terbentuk saat gula dalam darah berikatan dengan hemoglobin. Karena glycosylated hemoglobin bersirkulasi dalam darah selama 2-3 bulan, ini memberikan nilai yang baik dari rata2 gula darah untuk periode yang sama. Nilai yang dianjurkan sebaiknya tidak melebihi 6.5%.

Apa penyebab diabetes ?
Penyebab pasti belum diketahui, tapi umumnya merupakan kombinasi dari faktor2 yang dapat mencetuskan DM. Ini disebut sebagai faktor predisposisi.

* Herediter (keturunan)Jika salah satu orang tua adalah DM, kemungkinan anak menjadi DM sekitar 30%. Bila kedua orang tua DM, kemungkinannya menjadi 80%. Bila orang tua anda penderita DM, lakukan monitoring ketat kadar gula darah terutama 2jam pp.

* Obesitas,Sekitar 70% penderita DM adalah obese atau sangat overweight, terutama bila kegemukan tipe abdominal (gemuk daerah perut). Obesitas menyebabkan tingginya konsentrasi lemak bebas dalam darah yang menyebabkan peningkatan kadar insulin dan resistensi insulin sehingga terjadi diabetes.

Selain kedua faktor primer diatas, terdapat beberapa faktor sekunder seperti :
* Sedentary life styleBila aktivitas fisik anda sangat kurang.
* Pola makan yang tidak seimbang. Makan terlalu banyak, terlalu banyak konsumsi makanan berlemak, kurang serat, atau intake alkohol berlebihan.
* Kehamilan. Bisa mencetuskan DM.
* Usia. Meningkatnya usia membuat resiko menjadi DM juga bertambah, terutama pada usia diatas 40 thn.

Penyebab diabetes lainnya adalah:
•Kadar kortikosteroid yang tinggi
•Kehamilan diabetes gestasional), akan hilang setelah melahirkan.
•Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
•Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

Dapatkah Diabetes dicegah ?
Terdapat 2 kunci utama dalam pencegahan DM1:
1.Menjaga berat badan
Hitung indeks massa tubuh (body mass index = BMI).
BMI = BB (kg) / TB (meter kwadrat)Bila BMI :
18.5 - 25 : normal
25 - 30 : kelebihan
BB30 - 40 : kegemukan (obese)
lebih 40 : sangat obese
2.Lakukan aktivitas fisik secara teratur.


Apa konsekuensi dan komplikasi diabetes ?
Kerusakan yang terutama terjadi adalah :
1. Kerusakan pada Arteri atau pembuluh nadi adalah saluran yang dilewati darah dari jantung yang kaya akan oksigen dan nutrien (bahan makanan) yang akan diedarkan ke seluruh tubuh. Kerusakan pada arteri akan menimbulkan berbagai gangguan seperti penyakit jantung koroner, stroke dan gangguan pada arteri kaki. Bila arteri kaki tersumbat oleh aterosklerosis (disebut arteriopati) maka terjadi kesulitan pengaliran darah untuk kaki anda. Akibatnya, kaki menjadi dingin bahkan kebiruan.

2. Kerusakan pada arteriole dan kapiler. Arteriole adalah arteri yang lebih kecil sedangkan kapiler adalah arteri terkecil yang menyuplai darah untuk tingkat sel. Gangguan ini lebih spesifik pada diabetes dan merupakan penyebab komplikasi kronis pada ginjal (nefropati), mata (retinopati) dan saraf (neuropati).
Untungnya, pengobatan terhadap diabetes dan atherosklerosis dapat memperlambat progresivitasnya.
Neuropati membuat sensasi menjadi berkurang. Penderita menjadi lebih mudah cedera/mendapat luka seperti lecet. Bila tidak dirawat dengan baik, luka ini akan terinfeksi yang bisa berujung amputasi.
Potonglah kuku anda secara teratur, gunakan kaos kaki dan sepatu yang nyaman dan perhatikan secara rinci kaki anda kalau-kalau terdapat lecet kecil.

Saat ini pengobatan diabetes telah berobah secara radikal. Dahulu, pengobatan diabetes dimulai dengan pengaturan pola makan. Bila tidak berhasil, penderita dianjurkan untuk berolah raga.
Bila diet dan olah raga tidak berhasil, dimulailah pemberian obat (Obat Anti Diabetes Oral – OAD = Oral Anti Diabetic). Oral (mulut), berarti obat yang di telan.

Bila dengan tambahan OAD baik satu jenis maupun lebih dari satu jenis tetap tidak menunjukkan hasil maka dilakukan pemberian Insulin.
Sekarang, suntikan Insulin sudah merupakan pengobatan first line. Food and Drug Administration (Balai POM-nya USA) sudah menyetujui hal tersebut.

Perubahan ini didasari pada teori yang berkembang saat ini dengan berdasar pada pengetahuan tentang penyebab diabetes yaitu :
Resistensi insulin (insulin tidak bekerja dengan optimal) hingga memicu sel beta páncreas menghasilkan lebih banyak insulin yang akhirnya menimbulkan kelelahan pada sel beta hingga akhirnya terjadi disfungsi dan kerusakan yang kemudian berakibat pada turunnya jumlah insulin yang dihasilkan.

Para ahli kemudian merekomendasikan pemberian insulin sesegera mungkin begitu diagnosa diabetes ditegakkan dengan tujuan mengistirahatkan sel beta dengan maksud supaya disfungsi dan kerusakannya tidak berlanjut dan dengan berjalannya waktu maka sel beta yang rusak dapat memulihkan dirinya sendiri. Ini dinamakan Beta cell rest Theory.
Yang terutama harus menjadi perhatian adalah resistensi insulin. Mengapa ?
Karena sebelum terjadi sesuatu apapun pada sel beta pancreas, dasar pertama kearah diabetes adalah resistensi insulin.

Resistensi insulin timbul akibat tidak terjadinya ikatan insulin dengan reseptornya. Seperti diketahui, gula di dalam darah bisa diambil oleh organ yang membutuhkan melalui pekerjaan insulin yang berikatan dengan reseptor. Kadar gula darah akan meningkat (Hiperglikemia) bila terjadi resistensi insulin. Kadar insulin juga akan meningkat (hiperinsulinemia) karena sel beta memproduksi lebih banyak insulin sebagai kompensasi dari naiknya gula darah.

Hiperinsulinemia menjadi penyebab dari sindroma metabolik yang antara lain ditandai dengan :
- hiperinsulinemia
- kegemukan
- dislipidemia (tingginya lemak darah, seperti kolesterol, LDL, trigliserida dan rendahnya HDL)

Terapi Untuk Diabetes Mellitus dengan Jeli Gamat
Dengan kandungan kromium merupakan jawaban yang tepat. Sejak tahun 1950-an, pada hewan, telah diketahui bahwa kromium berperan pada metabolisme gula, namun baru pada tahun 1970-an diketahui perannya pada manusia.

Kromium memperpanjang kerja insulin dan memperbaiki pengikatan insulin dengan reseptor. Dengan demikian jeli gamat, sekali lagi, merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi resistensi insulin.
Bagaimana jika pada individu tertentu resistensi insulin sudah menimbulkan disfungsi dan kerusakan sel beta?
Tetap jeli gamat jawabannya. Mengapa ?
Kadar insulin mereka, meskipun sedikit, tetap diperbaiki kinerjanya oleh kromium, sedangkan disfungsi dan kerusakan sel betanya diperbaiki oleh daya regenerasi jeli gamat yang luar biasa.
Kandungan kolagen yang sangat tinggi disertai nutrien dan mineral lain dapat disuplai dengan sangat baik oleh jeli gamat untuk keperluan regenerasi sel beta.

Apa buktinya ? Banyak !! Dari pengalaman terhadap para pasien, yang mulanya di rawat kombinasi OAD dan jeli gamat terbukti bahwa perlahan-lahan mereka mulai diturunkan dosis OAD yang digunakan bahkan beberapa pasien sukses hanya dengan menggunakan jeli gamat saja. Mereka tidak lagi menggunakan OAD.

Apa dasar ilmiahnya ? Ada !
Menurut penelitian UKPDS, saat pertama kali seseorang didiagnosa sebagai diabetes, mereka telah kehilangan 50% fungsi sel beta.

Ini terus berlanjut hingga 10 tahun kemudian, dalam masa penelitian.
Artinya, kadar insulin mereka juga akan terus menurun dan makin tidak responsif terhadap pengobatan. Artinya, mereka harus menggunakan dosis obat lebih besar lagi atau menggunakan kombinasi 2 atau lebih jenis obat dan akhirnya harus menggunakan insulin.

Tapi ini tidak terjadi pada pasien yang menggunakan jeli gamat dalam pengawasan saya. Mereka justru makin berhasil diturunkan dosis OADnya.
Jadi, bagi saya, diabetes dengan jeli gamat adalah suatu hal yang mutlak. Tidak ada keraguan soal efektivitasnya.

Tidak ada komentar: