Senin, 24 November 2008

Anakku kena demam berdarah

Malam itu pk.20.00 di ruang tunggu lab.klinis rumah sakit, saya duduk memeluk anak saya yang baru saja diambil darah untuk di tes. Darah terus merembes dari kapas penutup luka bekas suntikan. Wah lukanya sukar membeku nih....., spontan saya yakin anak saya kena Demam Berdarah (DB). Betul saja, beberapa menit kemudian petugas lab.klinik menyodorkan hasil tes darah dengan nilai trombosit dibawah normal. Dokter memastikan anak saya kena DB.

Panik? Tentu saja......, terbayang kejadian masa lalu dimana anak teman saya meninggal dunia gara gara DB. Dokter menyarankan untuk segera rawat inap, tapi saya berkeras untuk merawat sendiri anak saya dirumah. Akhirnya dokter mengijinkan anak saya pulang dengan catatan besok pagi pk .8.00 mesti tes darah lagi dan bila hasilnya menurun harus segera rawat inap.

Saya pulang dengan perasaan tak keruan, tapi saya mencoba tenang. Sampai rumah saya berikan obat resep dokter sesuai aturan. Kemudian saya beri anak saya minum seduhan angkak 1 gelas. Satu jam berselang saya beri minum 1 gelas air rebusan daun jambu biji. Satu jam kemudian diminumkan lagi segelas air pocari pengganti ion tubuh, begitu seterusnya berselang seling saya berikan angkak, daun jambu biji dan air pocari.

Malam yang melelahkan berlalu, mentari pagi datang, tiba saatnya untuk membawa anak saya kembali kerumah sakit untuk cek darah. Dengan terkantuk kantuk kami berangkat. Diruang lab klinis anak saya kembali di tes darah. Dengan hati berdebar kami tunggu hasilnya, dan Alhamdulilah.......jumlah trombosit anak saya naik dari kemarin 92.000 menjadi 108.000.......itu artinya anak saya telah lewat saat kritis dan dalam proses penyembuhan dan tidak perlu rawat inap dirumah sakit, sebagai gantinya kami meneruskan merawat dengan obat resep dokter ditambah angkak, daun jambu biji dan pocari.


Besok paginya anak saya tes darah lagi dan hasilnya naik jadi 124.000. Begitupun hasil tes dihari selanjutnya jumlah trombosit terus meningkat 155.000.

Tidak ada komentar: